Diganggu Jin Kafir Saat Mengaji Malam itu Nok Tiyah yang baru pulang mengaji. Ia sedikit merinding saat melalui pohon waru di tepi kali. Sambil membaca sebagian ayat suci Al-Qur’an, Nok Tiyah berupaya menentramkan hatinya. Namun selang sebagian langkah, mendadak dihadapannya ada satu asap, yang makin lama makin menebal. Serta waktu tersebut, sudah berdiri dihadapan Nok Tiyah, sesosok makhluk yang mengerikan.
Lihat pemandangan tidak umum dihadapannya, Nok Tiyah berupaya menentramkan dirinya sendiri dengan kembali membaca ayat suci. Namun mulut mungilnya seakan terkunci, tidak dapat berbuat apa-apa.
“Tenang saja, gadis ayu, saya akan tidak mengganggumu. Saya cuma menginginkan kenalan denganmu, ” tutur makhluk itu sambil tertawa.
Di dalam kebingungan yang menempa, tanpa ada diakui Nok Tiyah, muka seram itu beralih bentuk jadi seseorang kakek berjenggot panjang. Lelaki tua itu kenakan jubah panjang berwarna putih. Dia menyampaikan kalau Nok Tiyah dapat memanggilnya dengan sebutan Ki Warudinata, bila gadis itu memerlukan suatu hal. Sesudah mengatakan kalimat, kakek berjubah putih tadi menghilang.
Nok Tiyah yang terpaku, lalu segera ambruk ke tanah.
Aneh, ejak alami momen di tepi kali itu, Nok Tiyah kerap tampak melamun. Oleh karena itu ia mengambil keputusan untuk sesaat saat hentikan aktivitas mengajinya.
Disuatu hari Nok Tiyah tengah asik duduk di teras tempat tinggalnya. Ia lihat Sarwanti, gadis tetangganya yang lumpuh akibat tertabrak satu angkot. Gadis itu tengah berjemur di depan tempat tinggalnya. Lihat kondisi tetangganya yang memelas, muncul rasa iba di hati Nok Tiyah. Waktu tersebut Nok Tiyah teringat bakal perkataan mahkluk halus penunggu pohon waru yang siap membantunya setiap saat. Nok Tiyah menginginkan menunjukkan perkataan kakek tua yang mengakui bernama Ki Warudinata.
Nok Tiyah punya niat menyembuhkannya. Sembari berkomat-kamit dia memanggil Ki Warudinata untuk membantunya mengobati penyakit yang terkena Sarwanti.
Saat Nok Tiyah memejamkan mata, Sarwanti rasakan ada satu kemampuan aneh seperti sengatan listrik yang mengaliri semua badannya. Dengan sigap, Nok Tiyah tempelkan telapak tangannya pada ke-2 kaki Sarwanti. Sesudah 1/2 jam tempelkan tangannya, Nok Tiyah menyampaikan kalau Sarwanti telah dapat berdiri. Aneh, nyatanya memanglah benar.
Bersamaan dengan perubahan saat, peristiwa yang menerpa Sarwanti selekasnya menyebar ke semua penjuru Desa Sukajadi. Tidak dapat dibendung lagi, makin beberapa orang yang menginginkan minta pertolongan Nok Tiyah.
Yang berlangsung lalu, dari hari ke hari, tamu yang datang ke tempat tinggal Nok Tiyah seperti air yang mengalir. Dengan makin banyak tamu yang datang, pergantian untuk pergantian berlangsung. Nok Tiyah sudah dapat bangun tempat tinggal di segi halaman tempat tinggal orang tuanya yang miskin. Nok Tiyah yang di kenal gadis lugu yang pemalu, saat ini sudah beralih jadi gadis cantik yang lumayan ada.
“Kalau dilewatkan saja bakal jadi malapetaka untuk Nok Tiyah sendiri. Dia sudah dipengaruhi oleh jin. Anak kalian selalu jadi budaknya. Selama-lamanya Nok Tiyah selalu yakin padanya serta melupakan Allah, ” terang Kiai Maksum pada ke-2 orangtua Nok Tiyah yang sudah menjelma jadi dukun parewangan itu.
Mendengar pengucapan Kiai maksum, orangtua Nok Tiyah jadi ketakutan, sebab mereka tidak ingin anak semata wayangnya jadi budak setan. Keduanya segera memohon pertolongan pada sang Kyai untuk selekasnya memusnahkan semuanya pengetahuan yang dipunyai Nok Tiyah.
Malam itu, sesudah sembayang Isya berjamaah, tanpa ada banyak bicara, Kyai yang berumur 1/2 era itu segera mengajak satu diantara santrinya untuk pergi ke tempat tinggal orangtua Nok Tiyah. Saat hingga di halaman tempat tinggal Nok Tiyah, begitu terkejutnya sang Kyai. Dengan cara mendadak, Nok Tiyah yang duduk di teras ruangan tamu segera menyerangnya dengan sebilah belati. Buat dia dapat diringkus serta segera diikat di satu kursi. Saat tersebut dari badan Nok Tiyah keluar asap yang lalu menjelma jadi sosok makhluk menyeramkan. Terkecuali Kyai Maksum, semuanya yang ada selekasnya mundur ketakutan.
" Saya sekurang-kurangnya sukai masalahku digabungi oleh orang lain! ” berang mahkluk menyeramkan itu sembari menyerang sang Kyai.
Memperoleh serangan mendadak seperti itu, sang Kyai cuma berkelit sedikit. Bahkan juga dengan tasbihnya dia menyerang balik. “Allahu Akbar! ” pekik Kyai Maksum sembari selalu memukulkan tasbihnya ke arah makhluk hitam itu. Persis saat biji tasbih menyentuh badannya, makhluk halus itu segera menjerit histeris.
Berbarengan dengan itu Nok Tiyah jatuh pingsan. Sesudah siuman, Kyai Maksum menyampaikan kalau Nok Tiyah saat ini bukanlah lagi sebagai budak jin penunggu pohon waru. Ia mesti seperti dahulu, kembali menggerakkan perintah agama serta giat mengaji.
Cerita Misteri Diganggu Jin Kafir Saat Mengaji
4/
5
Oleh
Ki Sukmo